Menjelang berakhirnya tugas saya sebagai Korlan Juli 2017 di kelas Bunda Sayang Kalimantan 2. Penyakit saya mendadak kambuh padahal saya masih merekap peserta yang lulus. Namun saya tahan hingga benar-benar bisa merampungkan semua tugas, Alhmdulillah...
Setelah itu keesokan harinya, saya terbaring lemah seharian karena semalaman benar-benar tak bisa tidur. Rasa sakitnya begitu menyeruak hebat namun saya tahan tak ingin membuat kegaduhan malam-malam.
Untungnya ada si sulung Annisa yang sudah terbiasa menangani tugas -tugas rumah. Siapkan sarapan untuk adiknya, buatkan bubur untuk saya bersih-bersih dan mencuci. Si bungsu Hanif juga tak mau ketinggalan. Dengan suka rela memijat dan selalu mengambilkan air es untuk saya minum, meski terkadang dia yang menghabiskan air es-nya. "Dicampur sirup marjan melon enak nih mi" begitu selalu katanya.
Saya hanya tersenyum menahan sakit. Saya rasa ada hikmahnya juga saya sakit, saya bisa melihat kemandirian si sulung yang sudah demikian terlatih saat 10 hari terakhir tantangan. Dan hari ini saya betul-betul melepasnya, tidak mengatur-ngatur apa yang harus mereka kerjakan...
Terkadang kita sebagai orangtua selalu ingin cepat dan tergesa- gesa, tanpa berusaha untuk sejenak berfikir dan instropeksi. Saat anak-anak mulai ogah-ogahan belajar, shalat masih harus selalu diingatkan atau terkadang mereka cuek dengan peraturan yang sudah disepakati maka saatnya kita evaluasi diri.
Sudah cukupkah kita memenuhi kebutuhan jiwa dan raganya. Sudah pantaskah kita menjadi contoh, dan sudah seringkah kita memberikan keteladanan pada mereka.
Lalu sudahkah kita berdoa meminta kepada Sang Pemilik anak-anak agar mereka menjadi sesuai dengan keinginan kita.
Karena sejatinya mendidik dan melatih kemandirian anak itu harus diawali dengan tazkiyatunnafs kedua orangtuanya.
#AliranRasa
#Level2
#KelasBundaSayang2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar