Seorang ibu membentak anaknya karena sang anak tak henti-hentinya
minta uang jajan, padahal hari itu sang anak telah habis Rp 10.000,-
sang anak menangis sejadi-jadinya sehingga akhirnya sang ibu
memberikannya uang selesailah tangisnya namun tidak ada sejam anak itu
kembali merengek dan menangis meminta uang jajan lagi. Padahal tak
jarang sang anak cuma “lapar mata” apa yang ia beli belum tentu dimakan.
Semua orangtua tentu pernah mengalami kasus seperti ini, dimana sang
anak tak henti-hentinya minta jajan disertai dengan rengekan, tangisan
bahkan sampai berguling-guling di lantai, mereka lakukan semuannya agar
permintaannya dipenuhi orang tua.
Kata “jajan” seolah menyatu dengan hidup anak-anak, mereka mengenal
“jajan” ternyata lewat orang-orang terdekatnya. Namun entah bagaimana
bisa mereka menyandingkan “minta jajan dengan merengek”. Padahal
kemampuan berpikir anak belum sepenuhnya mengerti soal nilai dan fungsi
uang, yang mereka mengerti, kalau membeli sesuatu harus memberikan uang
pada si pedagang setelah itu pedagang akan memberikan dagangannya. Yang
perlu dikhawatirkan bila anak jajan berlebihan akan menumbuhkan sikap
konsumtif dan boros, serta kwalitas jajanan yang kurang sehat bisa
menganggu kesehatan mereka.
Menurut dr Zulehah Hidayati pendiri komunitas Rumah Parenting, Jajan
itu boleh namun ada beberapa syarat yang membatasinya yaitu : Jajan
hanya sesekali saja, tidak jadi kebiasaan, Jajan tidak berlebihan, dan
Jajanlah makanan yang sehat. Sebenarnya anak-anak merengek saat meminta
jajan penyebabnya adalah tanpa sadar para orang tua suka mengajak anak
jajan saat mereka mulai rewel atau merengek, padahal saat itu yang
mereka inginkan adalah perhatian lebih atau pelukan dari orang tua. Jadi
seandainya anak mulai agak rewel, ajaklah ia bermain, bercerita, makan
bersama dan dengarkan keluh kesahnya sehingga anak lupa keinginannya
untuk jajan. (Feli Mulyani)
Dipublikasikan juga disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar