Ayah…
Ramdhan tinggal menghitung hari. Bulan penuh keagungan ini spesial Allah SWT
berikan kepada hambaNya untuk membuktikan pengabdian cintanya kepada sang
Khaliq. Perjuangan menahan lapar dan dahaga, menahan diri dari amarah, menjaga
akhlak terpuji, menjaga kualitas ibadah sungguh luar biasa.
Ayah…
anak-anak rindu kebersamaan dengan mu lagi. Setelah ramadhan berlalu , suasana
kebersamaan itu terasa kurang. Anak-anak rindu dengan suasana makan dan minum
bersama saat berbuka puasa, meski puasa mereka terkadang belum penuh. Tapi kehangatan
dan kebersamaan saat berbuka puasa memberi nilai lebih untuk mereka. Walaupun ayah
kadang harus berjuang membangunkan mereka untuk sahur.
Membangunkannya
dengan lembut menuntun mereka untuk membasuh muka sampai mendudukannya agar
bisa nyaman menikmati makan sahur. Ayah juga menceriakan anak-anak denngan
membantu ibu memasak, menghidangkan makanan kesukaan anak-anak. Bagi ibu, it’s
so sweet dibantu ayah memasak.
Ibu
merasa sangat dihargai dan diperhatikan karena ayah turut membantu pekerjaan
rumah. Kami merasa pelayanan ayah pada kami menujukkan tentang sayang dan
sabarnya ayah pada kami.
Ummu Hafidz
Rabbana
hablana min azwajina wadzurriyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina imama
(QS. Al Furqaan: 74)
Tulisan ini diambil
dari Majalah Humaira No. 4/11/1433
Tidak ada komentar:
Posting Komentar