Sebagai seseorang yang pernah
mengeyam bangku perkuliahan, dengan jurusan Penyiaran Radio tentu harapannya di
pagi seperti ini adalah sudah duduk cantik depan microphone, dengan list
lagu-lagu siap putar dilayar dan
script siaran beragam informasi
yang siap dibacakan. Mengudara suara riang dan gembira, menularkan semangat
pagi saat menyapa para pendengar yang tengah tenggelam dengan berbagai
aktifitas mereka.
Namun semua itu harus dipendam
jauh, setelah kelahiran anak pertama gerak langkahku semakin terbatas. Jangkan
pergi bersiaran, beranjak sebentar ke kamar mandi pun ditangisinya seperti mau
pergi keluar negeri jadi TKI.
Saya terpaksa resign karena sudah
tak kuat lagi. Karena saat berangkat
diiringi dengan tangisan, saat di studio ditelepon yang terdengar hanya
tangisan dan saat pulang kerja disambut dengan tangisan anak-anak.
Semakin menambah rasa bersalah,
ketika anak-anak jatuh sakit. Semuanya keluarga memandang sinis, mengalahkan
saya yang seolah saya kejam, tak sayang sama anak. Hanya mementingkan diri
sendiri. Padahal jika mereka tahu, saya bekerja demi membantu dan meringankan
beban suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan berat hati, akhirnya saya
memutuskan untuk berhenti berkerja!
Setelah resign kejenuhan dalam
rutinitas kerap melanda, keinginan kembali bekerja selalu membayangi namun
setelah itu selalu ada rasa bersalah yang menghantui. Hingga hari ini saya
selalu mencoba berdamai dengan diri sendiri. Saya menyakinkan diri bahwa ini
adalah yang terbaik untuk saya, anak-anak dan keluarga.
#changemakerfamily
#IbuProfesional6th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar