“Kau yang disana yang berjiwa lemah, mendekat padaku dan raih tanganku
karena kudisini pantang menyerah. Bersatu kita kuat, bersama kita hebat dan tak
terkalahkan “
( Bondan Prakoso
& Fade 2 Black )
Mengikuti
perkuliahan di Institut Ibu Profesional membuat banyak perubahan dari diri
saya. Perubahan yang paling signifikan adalah kembalinya rasa kepercayaan diri
untuk melakukan sesuatu, ternyata SAYA BISA! Sekarang PR saya menularkan dan
mengamalkan semua ilmu yang didapat kepada keluarga. Karena saya baru menyadari
jika sebuah keluarga itu adalah sebuah team yang bisa sukses, bisa juga
bangkrut. Berangkat dari pengalaman “kebangkrutan” yang dialami keluarga saya
dan suami akhirnya saya berfikir untuk memutuskan mata rantai itu. Biarlah
menjadi pelajaran untuk generasi selanjutnya.
Untuk mewujudkan keluarga yang
sukses, baik di dunia maupun di akhirat ternyata memelukan kerjasama antara
satu dan lainnya. Karena dengan bersama kita menjadi kuat dan kompak banyak hal hebat yang bisa dilakukan. Banyak
hal yang bisa kita ciptakan, betapa indahnya jika sukses itu telah diraih
bersama kita “merayakannya” dan kesuksesan tertinggi adalah mendapat tempat
terbaik dihadapan Allah SWT. Seperti kutipan sebuah awat Al-quran yang harus
menjadi pijakan untuk kita semua.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
[at-Tahrîm/66:6]
Kenapa diri dan keluarga harus
dijaga?
Mari kita anatomikan makna keluarga
menurut wikipedia. Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Jadi sebuah keluarga akan mempengaruhi keluarga lainnya,
jika satu keluarga itu baik maka keluarga yang lainpun ikut baik berlaku
sebaliknya. Kebaikan keluarga akan berpengaruh kepada kebaikan masyarakat dan
kebaikan masyarakat akan berpengaruh kepada kebaikan negara. Oleh karena itulah
agama kita banyak memberikan perhatian masalah perbaikan keluarga.
Membahas
soal ‘senyum” atau kebahagiaan keluarga secara garis besar di Indonesia
mencapai memilik Indeks Kebahagiaan dengan angka 75,68 dimiliki oleh kepulauan
Maluku Berdasarkan Indeks Kebahagiaan 2017 yang dirilis Badan Pusat Statistik
(BPS) :
1.
Maluku Utara (75,68)
2.
Maluku (73,77)
3. Sulawesi
Utara (73,69)
4.
Kalimantan Timur (73,57)
5.
Kalimantan Utara (73,33)
6.
Gorontalo (73,19)
7.
Kepulauan Riau (73,11)
Saya bersyukur banyak
kota yang indeks kebahagiaannya tinggi namun bagaimana kabar kota-kota lainnya?
Kasus yang lagi hangat beberapa minggu terakhir adalah kasus bunuh diri masal
dalam sebuah keluarga. Hal ini menjadi tamparan keras bagi kita, tenyata masih
banyak masyarakat yang memilih mengakhiri hidupnya agar lepas dari berbagai beban
dan tekanan.
Dalam hal ini kami sepakat untuk membangun “Rumah Senyum”
kenapa dinamakan Rumah Senyum karena kami berharap para penghuninya selalu
tersenyum, dengan senyum makan hati akan selalu bahagia meskipun sedang
menghadapi berbagai persoalan hidup.
Berikut ini project plan yang kami buat untuk membangun kegiatan di rumah
senyum.
1. Melakukan
Relaksasi Menjelang Subuh
Menarik nafas
dalam-dalam lalu hembuskan sambil berkata “Aku bisa! aku Bahagia!”
2. Shalat
dan tilawah
3. Minum
Air putih
4. Sebelum
beraktifitas jangan lupa, tarik kedua ujung bibir dan tersenyumlah!
5. Bebas
berkreasi, menganggur No!
Pantaslah Rasulullah SAW selalu
mengingatkan kita tentang Senyum lewat sabdanya sebagai berikut :
1. Senyum
adalah medium terbaik untuk menyapa hati manusia dan menebar kesejukan di hati
sesama insan, Rasulullah bersabda :
“kamu tidak
akan dapat menenteramkan jiwa manusia dengan wangmu, akan tetapi kamu dapat
menenteramkan jiwa mereka dengan wajah ceria dan akhlak mulia.”
2. Senyum
adalah sikap mulia bernilai ibadah. Rasulullah bersabda :
“Senyummu
ketika berjumpa saudaramu adalah ibadah.” ( HR al-Baihaqi no. 7935)
3. Senyum
adalah cermin kebaikan ( amal soleh), Rasulullah bersabda :
“sesungguhnya
pintu-pintu kebaikan itu banyak iaitu tasbih, tahmid, takbir, tahlil( zikir ),
amar makruf nahi mungkar, membuat penghalang ( duri, batu ) daripada jalan,
menolong orang, sehinggakan senyum kepada saudara juga adalah sedekah.”
juga
sabdanya :
“Janganlah
kamu memandang rendah sebarang kebaikan, meskipun sekadar bertemu saudaramu
dengan senyum menguntum ( wajah ceria ).”
4. Senyum
adalah sikap mulia bernilai sedekah. Rasulullah bersabda :
” senyum
manismu dihadapan saudaramu dan orang lain adalah sedekah.”
5.
Senyum adalah medium untuk menyelesaikan
masalah.
Anas bin Malik
meriwayatkan, dia berkata,
” Suatu
hari aku dan para sahabat berjalan bersama-sama Rasulullah s.a.w. Ketika itu
baginda memakai selimut dari daerah Najran yang hujungnya agak kasar. Tiba-tiba
baginda bertemu dengan seorang Badwi( Arab Pedusunan). Tanpa disangka, lelaki
Badwi itu langsung menarik selimut Rasulullah s.a.w dengan kuat sehingga aku
melihat kesan merah di bahu baginda. Lelaki Badwi itu dengan kasar berkata,
“suruh orangmu memberi harta Allah kepadaku yang engkau simpan sekarang juga!”
Kelakuan kasar dan sombong si Badwi tersebut membuatkan para sahabat sangat
marah dan ingin mengajarnya. Namun Rasulullah melayan sikap kasar lelaki Badwi
itu dengan senyuman dan berkata kepada kami dengan senyum manis pula, “berilah
lelaki ini makanan apa sahaja yang dia mahu. Kami lantas memberi si Badwi
makanan yang dia pinta. Dan kami tidak jadi mengajar si Badwi kerana senyuman
Rasulullah s.a.w.
( HR
at-Tabrani no. 7695 )
6. Senyum
adalah pengubat jiwa dan hati serta fikiran, Rasulullah bersabda :
” Janganlah
kamu terlalu membebani jiwamu dengan segala keseriusan hidup. Hiburkanlah
dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu kerana jikalau jiwa terus dipaksa
memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi keruh.”
( HR Ibnu
Majah no. 1130)
Dimulai dari diri sendiri,
anak-anak dan suami untuk selalu terbiasa tersenyum dalam keadaan apapun,
karena dengan senyum hati kita akan selalu bersyukur dengan segala ketetapanNya
dan Allah SWT sesuai dengan janjinya akan menambah nikmatnya apabila kita
bersyukur. Semoga kita selalu dimampukan untuk TERSENYUM!
#IIP
#FamilyProject
#FamilyProject
#Senyumlah
#BunsayKordi
#BloggerAward
Referensi:
http://seyum.damai.id/sabda-rasulullah/
https://kumparan.com/@kumparannews/7-provinsi-paling-bahagia-di-indonesia
https://www.google.com/search?q=senyum+adalah&safe
Setuju banget mbak . Diri dan keluarga kita harus dijaga.
BalasHapusBetul sekali mba... :)
HapusMenarik sekali, boleh dicoba indikator aktivitas "Rumah Senyum"nya ❤
BalasHapussilahkan..
HapusRumah senyum.. kereen 💗
BalasHapusTerima kasih
Hapusmenarik hal sedrrhana tapi berdampak luar biasa. bagaimana mbak tips agar bisa senyum dan bahagia terus. saat lelah atau sedih biasanya apa yang dilakukan 😊
BalasHapusSederhana tetapi maknanya dalam ya mbak. Rumah Senyum yang akan membuat seisi rumah menjadi bahagia . Kerennn...
BalasHapusMembangun keluarga yang sukses harus mampu melibatkan seluruh anggota keluarga.
BalasHapusRumah penuh senyiman adalah dambaan setiap anak dan keluarga ya mba, agar tercipta rasa saling sayang dan lebih mudah transfer ilmu dan makin erat bonding keluarga. Terimakasih mba ceritanya menginspirasi saya :)
BalasHapusJangan lupa tersenyum dan bahagia :) Mau juga ahh dipraktikkan bersama keluarga hehehe.. Padahal senyum itu mudah dan murah ya Mba, tapi saya sendiri suka lupa tersenyum menyambut hari. Terima kasih ya Mba reminder-nya :)
BalasHapusWah keren sekali ide family project nya. Sukses untuk Rumah Senyum nya ya.
BalasHapusrumah senyum... jadi pengen ikutan...
BalasHapusTersenyumlah untuk bahagia, wah jadi menginspirasi sekali. Bahwa senyum tulus akan membawa dampak positif dan membahagiakan. Semoga makin banyak keluarga Indonesia yang selalu tersenyum.
BalasHapus