Saat saya
dan suami memutuskan untuk mengaplikasikan homeschooling,
otomatis internet menjadi bagian yang nyaris tidak terpisahkan dalam keseharian
kami sekeluarga. Dengan ditunjang oleh internet, kami dapat menerapkan keunikan
utama dari sistem homeschooling,
yaitu pola belajar yang sangat variatif.
Karena dalam
homeschooling, anak-anak tidak melulu
harus disekap dalam sebuah ruangan dan “dipaksa” belajar dengan menekuni buku.
Namun mereka juga bisa belajar dengan melakukan praktek dunia nyata, jalan-jalan,
atau belajar lewat media audio visual; yang mana salah satunya adalah mengakses
YouTube untuk mencari berbagai jenis tontonan edukatif atau tontonan yang
mengeksplorasi bakatnya.
Nah, masalah
saya dimulai dalam di urusan tonton-menonton ini. Karena perlu diketahui bahwa
di rumah, saya hanya memiliki satu komputer yang digunakan untuk bekerja dan
menjalankan tugas saya sebagai fasilitator di sebuah komunitas Emak-Emak. Tugas
ini seringkali berbenturan dengan keinginan kedua anak saya yang ternyata sudah
punya channel favorit sendiri-sendiri,
yang sesuai dengan perkembangan minat dan bakat mereka.
Misalnya si
sulung saat ini sedang suka mantengin channel
“Almeyda Nayara” yang kerjaannya bikin-bikin slime. Lalu adiknya sekarang ini sedang tergila-gila pada
video-video Lego, robot Bumblebee dan Optimus Prime.
Karena
memang tidak ada sarana lain, kecuali satu-satunya komputer yang ada di rumah
itu, maka seringkali saya merasa ribet mengatur jadwal nonton mereka. Apalagi
tidak jarang, ada saja dari mereka berdua yang minta jadwalnya ditambah. Lah ya
terus kapan mamaknya ini bisa kerja?
Tak jarang
jika memang sedang terbentur deadline pekerjaan, saya sampai harus online dengan membuka banyak website di
komputer, seperti Whatsapp, Blogspot, Canva, Gmail, Google Class, Facebook, dan
YouTube untuk sarana menonton mereka, sampai-sampai layar komputer harus saya
bagi dua: satu untuk buka browser berisi pekerjaan saya, dan satu lagi untuk buka
browser YouTube anak-anak.
Alhasil tentu
saja komputer ini jadi merangkak banget jalannya, internt loadingnya jadi lama,
kerjaan saya nggak kelar-kelar, video Optimus Prime juga jadi tersendat-sendat,
bikin emosi saja! Sampai sering sekali
saya yang mengalah. Saya tutup semua browser pekerjaan, dan membiarkan Optimus
Prime atau Nayara melenggang dengan sempurna. Hasilnya? anak girang, emak
melongos!
Sering
sekali terbersit di hati saya untuk memiliki sebuah komputer jinjing pribadi, dimana
hanya saya saja yang boleh menyentuhnya. Saya membayangkan sebuah notebook dengan body yang singset (kayak saya, hehe), biar perangkat itu enak
ditenteng kemana-mana/ Bukan cuma singset, tapi juga haruspunya kinerja yang
yahuut, plus HARGA YANG RAMAH buat kantong emak-emak yang seringkali harus
membagi keperluan pribadi dengan uang belanja dapur.
Terus mau komputer
jinjing yang bagaimana Mak?
Pilihannya
ada dua: antara laptop atau notebook.
Kecenderungan saya jatuh pada notebook
yang biasanya berukuran relatif lebih kecil ketimbang laptop, dan tentu
bobotnya pun di bawah laptop.
Namun, saat
akan memilih notebook yang tepat pun
ternyata saya merasa bingung, karena
banyak sekali merk notebook
bertebaran di dunia ini. Sampai suatu hari “Pak Suami” memberikan link sebuah
lomba blog berhadiah notebook ASUS. Tentu
saja saya girang karena mungkin saja ini adalah kesempatan bagi saya untuk memiliki
notebook sendiri.
Setelah saya
baca-baca semua link dan informasi yang ada di lomba itu, ternyata saya
langsung jatuh cinta pada notebook seri
ASUS X555QA. Dari fotonya, saya lihat bodi ASUS X555QA ini sesuai dengan
harapan, singset dalam jinjingan emak-emak, jadi mudah dibawa kemana-mana. Lalu
menurut spesifikasi yang saya baca sih—dengan pengetahuan IT ala emak-emak
kuper—notebook ini enak buat ngetik dari
keyboard terlihat tombol-tombolnya
empuk banget, ringan dan lincin jari-jari seolah menari diatasnya, juga nyaman
buat memutar musik karena jenis audio-nya udah cetar banget Built-in Stereo 2W
Speakers lebih mantap sambil browsing
Internet.
Soal detail
spesifikasi, kalau ada yang mau jelas spesifikasi notebook ini bisa kita baca-baca di sini saja. Sekalian kita mengenal
lebih dekat ASUS X555QA ini, biar enggak kayak saya yang tahu cuma pakainya
ajah tapi enggak mengerti urusan dalemannya.
Maka saya berharap
dengan memiliki notebook ASUS X555QA ini,
permasalahan yang saya hadapi setiap hari—rebutan komputer dengan anak—bisa
selesai, saya mendapatkan perangkat yang cocok untuk pekerjaan, anak-anak pun
bisa bahagia dengan hobinya masing-masing.[]
Artikel ini
diikutsertakan pada Blog Competition ASUS AMD – Laptop For Everyone yang
diselenggarakan oleh bocahrenyah.com
Laptop multitasking cocok untuk emak-emak seperti kitaa yaa Mbak Feli. Saya naksir warna kuningnya hihii
BalasHapusIya mba semoga rezeki kita ya..
HapusTernyata problema emak, di mana-mana, sama ya...hihihi
BalasHapusSering rebutan sama anak saat menggunakan laptop 😅
Yess.. emak zaman now kwkwkwwk
HapusTerima kasih sudah berpartisipasi dalam Blog Competition ASUS AMD - Laptop for everyone. Good luck.
BalasHapus