“Menjadi Fasilitator”
Part 1
Mengikuti
perkuliahan di Institut Ibu Profesional untuk wilayah Kalimantan, adalah titik
balik kehidupanku. Yang selama menjalani hidup di kota Bandung seperti tak
punyai tujuan, tak memiliki konsep positif diri dan selalu merasa nyaman menjadi
orang yang “tak terlihat”. Tetapi aku sadar semakin gelisah dengan keadaan tersebut
namun tak payah, tak ada usaha untuk perbaikan karena tidak tahu harus memperbaiki
dari mana. Ternyata Allah SWT lemparkan aku dari semua kenyamanan itu, dengan
merasakan hidup mandiri tanpa sanak keluarga. Allah uji apakah sanggup “lulus”
dari ujian. Awalnya seperti ingin menyerah, karena hidup di pedalaman
Kalimantan berbeda 180 derajat saat hidup di kota Bandung. Tak disangka perjalanan baruku mendekatkan pada komunitas IIP dengan berbagai materi yang menarik dan menantang!
Mengikuti
materi Matrikulasi bacth 3 makin memantapkan aku untuk terus memberbaiki diri,
memantaskan diri sebagi istri dan ibu hingga kini menimpa ilmu di tahap kelas
Bunda Sayang semakin membuat aku menemukan diriku. Saat menerima lowongan
menjadi fasilitator untuk bacth 5 awalnya tak menanggapi namun karena dorongan
dan semangat Mba Dinari (fasilitator kesayangan) Martikulasi dulu. Kembali
tersemangati untuk menjadi fasilitator meski dengan kemampuan yang masih minin.
Bismillah, saya mulai mendaftar.
Semakin
berdebar tatkala pengumuman kelulusan administrasi untuk menjadi fasilitator
terbit, ternyata namaku masuk dalam pengumuman tersebut. Alhamdulillah rasa
senang dan takut tak bisa amanah. Namun aku yakinkan BISA!
#Day1
#JurnalFasil
#FasilMatrikTertantang
#IbuProfesional
#FasilMatrikTertantang
#IbuProfesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar