(Komunikasi dengan pasangan)
Menikahi itu bukan hanya menyatukan dua
fisik laki-laki dan perempuan, lebih dari itu menyatukan hati, pikiran, kebiasaan
dan latarbelakang keduanya. Mencampurkan semuanya menjadi sebuah rangkaian yang
dibingkai dalam sebuah kata RUMAH TANGGA.
(Feli Mulyani)
Suatu
hari di perjalanan pernikahan, saya pernah dilanda CEMBURU yang luar biasa pada
suami, Saya menduga suami berselingkuh. Tanpa berpikirpanjang dengan emosi saya
langsung minta klarifikasi suami, dengan mengoceh panjang lebar didepannya agar
suami mengerti sakit hati saya dan segera meminta maaf. Namun ternyata suami
bertindak sebaliknya karena dia merasa tak pernah melakukan apa yang saya
tuduhkan. Alhasil malam itu kita perang dingin, tidak berbicara sama sekali,
tidurpun berjauhan suami memilih tidur di sofa dan saya memilih tidur bersama
anak.
Hari
kedua dan ketiga masih dingin, semuanya masih bersikeras dengan pendapat
masing-masing. Saat itu kita memang tidak menunjukan pada anak-anak. Dihadapan mereka
kita biasa saja meski hanya sedikit sindir saja. Ah, rasanya tidaks enak sama
sekali tetapi untuk mulai berdamai rasanya gengsi biarlah waktu yang akan menjawabnya.
Perang
dingin pertama kali yang saya alami dengan suami, membuat kami sadar bahwa
segala sesuatu harus kita “bicarakan tepat waktu”. Lihat kondisi masing-masing
saat ingin membahas suatu masalah. Tepat di hari ke empat ternyata kita punya
niat yang sama untuk berbaikan, akhirnya kita jadi ketawa. Mulai sedikit hangat
lagi suasana. Kita saling meminta maaf dan meluruskan semuanya, ternyata apa
yang saya tuduhkan tidak benar sama sekali. Suami alhmdulillah masih setia pada
janji pernikahan kami.
Ini
menjadi pelajaran buat saya, saat mendapati hal-hal yang tidak enak dalam hati.
Saya belajar untuk tidak langsung menunjukannya, takut hal itu terulang lagi.
Berprasangka baik selalu sama suami itu lebih menyenangkan!
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahBunsayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar