Jumat, 08 Desember 2017

Mengapa saya harus menjadi FASILITATOR?



Saya hanyalah seorang perempuan yang kerap kali, terjebak dalam lingkaran ketidakberdayaan, keputusasaan dan tenggelam dalam kerendahan diri! Sehingga terkadang saya merasa tak berdaya dan tak memiliki kebermanfaatan dalam menjalani hidup ini. Melihat dan mendengar para perempuan lebih sukses semakin terpuruklah. Saya seperti sebuah titik kecil dihamparan permadani hitam, sehingga tek terlihat dan tak terasa keberadaannya.

Dalam beberapa kesempatan saya sering bersingungan dengan  berbagai komunitas pembelajar untuk para perempuan, salah satunya IIP bahkan suatu hari sempat berpapasan dengan Bunda Septi saat beliau mengisi acara di ITB namun karena terlalu gelap hati sehingga belum bisa menangkap cahaya hidayah yang berpendar itu.

Ternyata hidayah Allah itu mahal dan berharga sekali. Akhirnya saya mulai bisa menangkap sinyal-sinyal itu saat saya benar-benar Allah tempatkan disebuah daerah yang sangat jauh dari kemudahan. Tidak seperti kota sebelumnya yang begitu memanjakan dengan berbagai kemudahan fasilitas kendaraan, jaringan dan kemudahan lainnya. Namun sayang segala kemudahan di kota itu tidak saya manfaatkan untuk perkembangan dan potensi diri. Bahkan saya sempat terpikir bahwa “Jika sudah menikah, selesailah tugas kita belajar dan menuntut ilmu fokus di rumah saja. Ngurus anak dan suami!”

Astagfirullah, saya keliru besar, inilah yang membuat saya semakin terpuruk! Mengurus anak dan suami justru harus berlandaskan pada ilmu. Ilmu tentang parenting, ilmu tentang kerumahtanggan dan ilmu tentang pengembangan diri sebagai pribadi, ibu dan istri bertebaran semua namun saya tak pernah berusaha menangkap semua itu. Hingga akhirnya saya galau dan resah berkepanjangan, anak-anak semakin besar namun tak juga ada perubahan dalam diri saya sebagai seorang ibu.

Allah SWT telah mengatur semuanya hingga, saya bisa berkomunikasi dengan Mbak Dinari Lutfiani.   Saya banyak bertanya apa dan bagaimana itu IIP, beliau dengan santun menuntun saya menemukan jalan mengenal IIP. Gayung bersambut karena pendaftaran matrikulasi bacth 3 baru saja dimulai, saya penuh pertimbangan meminta izin dan restu suami. Sebenarnya saya khawatir beliau tidak mengizinkan, apalagi masuk komunitas ini berbayar. Namun alhmdulillah setelah meyampaikan dan mengenalkan sekilas apa itu IIP suami mengizinkan. Saat itu saya segera mendaftar dengan segala kemudahan yang ada, masya Allah!

Setelah masuk dan mengikuti kelas matrikulasi, saya berjumpa lagi dengan Mba Dinari Luftiani ternyata beliau adalah fasilitator yang akan menemani  pembelajaran selama 3 bulan kedepan. Saya semakin suka dengan cara Mba Dina menyampaikan materi, menjawab pertanyaan dan mengayomi kami selama pembelajaran berlangsung. Hingga menemukan diri saya yang baru, yang optimis, penuh  energi dan berfikir positif. Alhmdulillah suami pun merasakan perubahan yang sangat besar dalam diri saya. Saya menjadi sosok yang pantang menyerah di kota rantau ini.

Maka itu saya bercita-cita ingin menjadi seorang fasilitator! Bukan karena saya sudah membaik bukan, justru saya ingin terus diingatkan atas materi-materi yang memantik saya berubah kearah yang lebih baik. Saya pun ingin berbagi, saling menginpirasi dan saling membantu teman-teman yang mungkin dalam kondisi yang sama seperti saya.

📌Pemahaman akan fungsi Fasilitasi

Kehadiran seoarang fasilitator sangatlah dibutuhkan dalam sebuah kelas atau perkumpulan bahkan dalam sebuah organisasi besar. Seorang fasilitator yang baik adalah kita tidak boleh menempatkan diri dan berperan sebagai guru, melainkan lebih ke arah mendorong untuk terjadinya proses berpikir. Kenapa  fasilitator dibutuhkan?  Agar pertemuan atau perkumpulan berlangsung secara sehat. Ritme kelas tersusun rapi, tujuan pertemuan jelas arahannya.  Serta agar tidak terjebak pada pembicaraan yang melompat-lompat atau perdebatan yang tidak selesai.  Tugas fasilitator adalah memperjelas tujuan pertemuan, merancang proses yang partisipatif, menyenangkan dan menarik, mengelola proses percakapan selama pertemuan dan mendorong kelompok untuk berani masuk dalam area kreatif.

📌Kesiapan diri
Untuk point-point kesiapan diri saya kutip dari situs www.sindopos.com lalu saya sesuaikan dengan kebutuhan.

1.        Kemampuan Dasar - dasar fasilitasi.

Saya saat ini mulai belajar tentang kemampuan dasar-dasar seorang fasilitator. Krena kelas matrikulasi ini akan berisi teman-teman dari berbagai profesi, budaya, pengalaman. MEREKA bukanlah gelas kosong yang harus diisi dengan pengetahuan dan ilmu baru, mereka adalah orang - orang dewasa yang sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan awal. Sehingga dalam proses fasilitasi mereka juga seharusnya menggunakan pola - pola pembelajaran orang dewasa. Yang lebih banyak mengajak, merangkul bukan mengurui.

2.       Teknik Menggunakan Media Dalam Pendampingan dan Fasilitasi Partisipatif.

Saya memilih kelas online karena keterbatasan aktifitas offline saya, maka dari itu berbagai media yang menunjang kegiatan kelas harus saya perhatikan dan praktekan kembali.
Media digunakan bukan sekedar menyampaikan informasi, melainkan lebih memprioritaskan pada membangun proses komunikasi dialogis. Media yang demikian seharusnya memungkinkan peserta matrikulasi berpartisipasi aktif dalam menyampaikan pengalaman, pikiran, dan pendapatnya.

3.       Teknik Bertanya dan Mendengarkan Dalam Fasilitasi dan Pendampingan Partisipatif.

Banyak Calon Pendamping atau Fasilitator berpikir bahwa yang paling diperlukan fasilitator adalah keterampilan berbicara di depan orang banyak. Memang benar, fasilitator sering berbicara di depan banyak orang. Misalnya, dengan memberi pengantar atau mengajukan pertanyaan. Namun, keterampilan terpenting yang perlu dimiliki sebenamya adalah keterampilan mendengarkan. Seorang fasilitator yang baik, selain mampu mendengarkan dengan cara yang tepat, juga mampu mengembangkan proses agar peserta dapat saling mendengarkan. Tidak jarang, kita lebih suka bicara daripada mendengarkan orang lain. Karena itu kita perlu latihan meningkatkan kemampuan mendengarkan orang lain secara baik.

4.       Teknik Menangani Situasi Sulit Saat Memfasilitasi Masyarakat

Seorang fasilitator dituntut untuk mengenali karakter peserta belajar, dan mempersiapkan diri untuk mengembangkan sikap positif peserta terhadap proses dan kegiatan belajar.

5.       Teknik Memfasilitasi Kesepakatan Kesimpulan

Seorang Pendamping Fasilitator, perlu mengembangkan cara dan teknik-teknik intervensi dalam kegiatan belajar. Cara intervensi ini disesuaikan dengan konsep belajar yang dianut IIP lewat COC.
📌Pandangan tentang kedudukan fasilitator di komunitas IIP
Respek dan penghormatan saya terhadap seorang fasilitator sangatlah tinggi, karena fasilitator yang menjadi jembatan materi dan berbagai informasi dari pusat. Tentu perkuliahan atau suatu perkumpulan tak akan berjalan lancar tanpa ada yang mempimpin dan menjadi pemandu jalannya sebuah acara.

📌Rencana dan strategi dalam memfasilitasi kelas
a.      MISI
Saya fasilitator martikulasi bacth#5 memiliki misi “Kelas yang saya pandu nanti menjadi kelas yang kreatif, produktif, semakin menemukan dan memepertajam peran hidup masing-masing peserta”

b.      TUJUAN (GOAL)
Semakin meningkatkan kualitas diri, sebagai pribadi, seorang istri dan ibu.

c.      SASARAN (OBJECTIVES)
Para peserta matrikulasi

d.      RENCANA KERJA

1.       Identifikasi atau Pemetaan para peserta matrikulasi
2.       Menggali Informasi para peserta matrikulasi
3.       Membuat Kesepakatan dengan para peserta matrikulasi
4.       Pelaksanaan Kegiatan
5.       Monitoring dan Evaluasi
6.       Perbaikan
7.       Menjalin Kemitraan dengan para peserta meski kelas sudah berakhir.

📌Kekhawatiran menjadi Fasilitator
1.      Jika kelas tidak berjlana dengan suasana aman dan nyaman
2.      Jika ada perdebatan antar peserta yang tak kunjung reda
3.      Tidak dapat membantu dan mempermudah peserta untuk belajar
4.   Jika bidak bisa mendengarkan dengan aktif dan memberi kesempatan kepada peserta dalam mengemukakan aspirasinya secara bebas
5.    Jika tidak bisa bersikap empatik dan peka terhadap kekhawatiran atau ketidaknyamanan peserta.

📌Penilaian akan proses adaptasi, serta keterlibatan diri dalam kelas TfFM
Saat memasuki WAG TfTFM saya sangat kaget dan pusing sekali, karena arus chat yang terus bergulir hingga beribu-ribu chat. Saat benar-benar sengang yang manjat dan mecatat hal-hal yang penting. Alhmdulillah dengan arus yang luarbiasa saya beranikan diri menjadi notulen di materi ke 2 tentang CoC, juga sesekali meimpali narasumber yang bertanya dan mengikuti challenge yang ada. Yap akan ada priotas dalam sebuah komitmen maka saya prioritaskan dulu urusan anak-anak dan suami setelah itu baru memprioritaskan urusan pribadi.

Bismillah
Saya          : Feli Mulyani
Jabatan    : Ketua RB Menulis dan RB Homeschooling IIP Kaltimra
Asal Kota : Bontang Kalimantan Timur

Mengajukan menjadi fasilitator, sebagai ajang pembelajaran dan kebermanfaatan diri untuk sesama dan sebagai jalan untuk menantang diri saya untuk lebih baik, lebih percaya diri dan bisa menampilkan prestasi yang saya persembahkan untuk keluarga.

Allohuma Aamiin.

Bontang, Desember 2017

Description: C:\Users\user\Desktop\Logo Rumbel\tanda tangan.png
 



1 komentar:

  1. Barakallah teh feli.... Teh mau dong gabung di grup hser.. Saya baru mulai hs semester ini

    BalasHapus